Random things I found on the internet, collected in an online binder.

Posts tagged “sehat

Rahasia Gerakan Shalat

Suatu ketika Rasulullah SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau menghadap para sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba-tiba, masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan shalat dengan cepat.

Setelah selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan mengucapkan salam. Rasul berkata pada pria itu, “Sahabatku, engkau tadi belum shalat!”

Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan sangat cepat. Rasulullah SAW tersenyum melihat “gaya” shalat seperti itu.

Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia kembali mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu, “Sahabatku, tolong ulangi lagi shalatmu! Engkau tadi belum shalat.”

Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah melaksanakan shalat sesuai aturan. Meski demikian, dengan senang hati ia menuruti perintah
Rasulullah SAW. Tentunya dengan gaya shalat yang sama.

Namun seperti “biasanya”, Rasulullah SAW menyuruh orang itu mengulangi shalatnya kembali. Karena bingung, ia pun berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku!”

“Sahabatku,” kata Rasulullah SAW dengan tersenyum, “Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat dalam Alquran yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan tenang (thuma’ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas itu, sujudlah dengan tenang, kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang. Lakukanlah seperti itu
pada setiap shalatmu.”

Kisah dari Mahmud bin Rabi’ Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa shalat tidak cukup
sekadar “benar” gerakannya saja, tapi juga harus dilakukan dengan tumaninah, tenang, dan khusyuk.

Kekhusukan ruhani akan sulit tercapai, bila fisiknya tidak khusyuk. Dalam arti dilakukan dengan cepat dan terburu-buru. Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang akan sulit menghayati setiap bacaan, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan jalinan komunikasi dengan Allah menjadi kurang optimal. Bila hal ini dilakukan terus menerus, maka fungsi shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar akan kehilangan makna. Karena itu, sangat beralasan bila Rasulullah SAW mengganggap “tidak shalat” orang yang melakukan shalat dengan cepat (tidak tumaninah).

Hikmah gerakan shalat

Sebelum menyentuh makna bacaan shalat yang luar biasa, termasuk juga aspek “olah rohani” yang dapat melahirkan ketenangan jiwa, atau “jalinan komunikasi” antara hamba dengan Tuhannya, secara fisik shalat pun mengandung banyak keajaiban.

Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan bermanfaat bagi kesehatan. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah serta istikamah (konsisten dilakukan).

Dalam buku Mukjizat Gerakan Shalat, Madyo Wratsongko MBA. mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat syaraf dan mengaktifkan sistem keringat dan sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh, membiasakan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung).

Kita dapat menganalisis kebenaran sabda Rasulullah SAW dalam kisah di awal. “Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah.”

Saat takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Takbir ini dilakukan ketika hendak rukuk, dan ketika bangkit dari rukuk.

Beliau pun mengangkat kedua tangannya ketika sujud. Apa maknanya? Pada saat kita mengangkat tangan sejajar bahu, maka otomatis kita membuka dada, memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita, sehingga keseimbangan tubuh terjaga.

“Rukuklah dengan tenang (tumaninah).” Ketika rukuk, Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut (HR Bukhari dari Sa’ad bin Abi Waqqash). Apa maknanya? Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai syaraf sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di pungggung, pinggang, paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran syaraf memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk. Kelenturan syaraf memori dapat dijaga dengan mengangkat kepala secara maksimal dengan mata mengharap ke tempat sujud.

“Lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak.” Apa maknanya? Saat berdiri dari dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga syaraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan secara tiba-tiba.

“Selepas itu, sujudlah dengan tenang.” Apa maknanya? Bila dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, termasuk pula ke mata, telinga, leher, dan pundak, serta hati. Cara seperti ini efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di jantung, sehingga resiko terkena jantung koroner dapat diminimalisasi.

“Kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang.” Apa maknanya? Cara duduk di antara dua sujud dapat menyeimbangkan sistem elektrik serta syaraf keseimbangan tubuh kita. Selain dapat menjaga kelenturan syaraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Subhanallah!

Masih ada gerakan-gerakan shalat lainnya yang pasti memiliki segudang keutamaan, termasuk keutamaan wudhu. Semua ini memperlihatkan bahwa shalat adalah anugerah terindah dari Allah bagi hamba beriman. Wallaahu a’lam.

(Source from here)


Macam-macam Minuman Sehat dan Praktis

Apa minuman kesukaan Anda? Teh hitam, teh hijau atau jamu? Jika Anda menyukai minuman-minuman tersebut atau beberapa di antaranya, maka peluang untuk memiliki penyakit darah tinggi, kanker atau sakit jantung semakin kecil. Simak juga cara memilih minuman jus buah dalam kemasan.

Berikut sejumlah khasiat minuman teh hitam, teh hijau dan jamu yang dirangkum dari Health24:

1. Teh hitam adalah teh paling populer di dunia. Lebih dari 94 % jenis teh yang dikonsumsi manusia, semuanya merupakan teh hitam. Minuman berwarna coklat muda atau coklat tua ini dipercaya secara klinis mampu mengurangi resiko terinfeksi kanker karena mengandung anti oksidan alami.

Tapi jangan terlalu sering mengkonsumsi teh hitam karena kandungan kafeinnya cukup tinggi. Jika terlalu banyak jantung Anda bisa berdebar sangat cepat dan akan sulit tidur saat malam hari.

2. Teh hijau populer pertama kali di kawasan Asia Timur. Masyarakat Jepang, Cina dan semenanjung Korea sudah ribuan tahun meminum teh hijau. Mereka percaya kalau teh hijau mampu menjaga kebugaran tubuh, membuang racun dalam tubuh melalui air urin dan menurunkan tekanan darah.

Selain itu teh hijau bisa membuat orang yang meminumnya lebih rileks. Kini banyak produk teh hijau kemasan yang dijual di pasaran.

3. Jamu atau herbal sudah sangat familiar dengan masyarakat Indonesia. Jamu bahkan menjadi bagian dari budaya masyarakat di pulau Jawa. Minuman jamu awalnya berasal dari rebusan daun, batang, akar, bunga atau buah sejumlah tanaman. Jamu dipercaya bisa meningkatkan vitalitas, menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari flu hingga kanker. Tak hanya itu jamu juga dipakai untuk merawat kecantikan perempuan.

Seiring perkembangan zaman, jamu ini sudah lebih praktis. Tak perlu lagi memetik dan mengeringkan bahan-bahannya. Cukup datang ke toko, maka Anda bisa menemukan jamu berbentuk cairan, serbuk hingga pil.

Jamu produksi Indonesia bahkan sudah diekspor ke banyak negara. Selain Indonesia, Korea juga memiliki jamu kebanggaan mereka, ginseng.

***

Selain teh dan jamu, minuman sari buah juga adalah pilihan tepat dan praktis. Buah kaya kandungan vitamin dan serat yang baik untuk perncernaan. Radikal bebas bisa ditangkal dengan kandungan antioksidan pada buah-buahan.

Tapi, cepatnya dunia berputar sering membuat kita tak sempat mengupas dan memotong buah. Untungnya, jus buah juga disajikan dalam kemasan. Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan dalam memilih jus buah dalam kemasan:

1. Komposisi dan nilai gizi. Jangan malas membaca kemasan jus yang Anda beli. Perhatikan bahan apa saya yang dipakai produsen, dan tengoklah juga Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang tertera. Kebutuhan gizi tiap orang berbeda. Contoh saja, perempuan Indonesia berusia 19-29 tahun, dalam sehari, membutuhkan hingga 1900 Kkal.

2. Pilihlah yang tanpa pengawet. Pengemasan yang memungkinkan tak digunakannya bahan pengawet adalah dengan cara UHT (ultra high temperature), dengan kemasan aseptik yang kedap udara maupun cahaya.

Pengemasan dengan cara UHT, yaitu memanaskan jus buah dengan suhu 120-140 derajat Celcius, berfungsi mematikan bakteri tanpa mengubah kandungan nutrisi, warna dan rasa jus buah. Pemanasannya tak lama-lama, hanya beberapa detik, lalu jus buah didinginkan seketika.

Kemasan aseptik yang digunakan melindungi jus buah dari paparan udara dan cahaya. Bahkan cahaya ultraviolet tak bisa menembus kemasan.

3. Bukan gula buatan. Buah-buahan mengandung gula alami. Jus buah yang tidak ditambahi gula adalah pilihan terbaik. Namun, buah yang diproses sering tak semanis yang diharapkan. Maka ditambahkanlah pemanis berupa gula alami atau gula buatan.

Penderita diabetes harus memperhatikan kandungan gula alami yang terkandung di minuman kemasan. Bila jus buah kemasan mengandung gula buatan, patut dilihat pula ambang batas dan efek samping dari gula buatan tersebut.

(Source from here)